Cerpen Rizal | Tekad Ingin Berkuliah
Cerpen Rizal
Pada siang hari menjelang perpisahan sekolah (SMK), seorang siswa ditawari untuk melanjutkan pendidikan di salah satu universitas di Banten. Siswa itu pun menjawab dengan rasa bingung dan ragu sebab ia dilahirkan dari orang yang sederhana. Sebuah dentuman besar baginya dan keluarganya jika ia masuk di perkuliahan. Siswa itu pun menjawab, "Iya, saya mau Pak." Ia pun bertanya, "Bagaimana caranya Pak Guru?"
Sang guru pun memberi tahu caranya. Siswa itu pun langsung menjalankan cara yang diberikan gurunya untuk mendaftar kuliah di univeristas itu. Keesokan harinya siswa itu pun berubah pikiran. Ia ingin bekerja untuk membantu perekonomian keluarganya yang kadang pasang-surut. Bertekad ingin mengubah nasib keluarganya. Akhirnya, siswa itu pun bekerja kurang lebih dua bulan lamanya. Terngiang-ngiang dalam pikirannya, ia ingin kuliah. Karena ia sudah paham dan merasakan getirnya menjadi orang yang kurang akan ilmu pengetahuan, ia merasa diperbudak oleh orang asing. Ia pun selalu berpikir, kenapa setiap orang asing datang ke Indonesia selalu menjadi bos.
Ia pun bertekad ingin melanjutkan pendidikannya untuk membuktikan bahwa orang pribumi tidak akan selamanya diperbudak oleh orang asing.
Dia pun akhirnya berhenti bekerja dan mulai memikirkan masa depannya. Karena ia merasa menjadi orang bodoh yang kurang akan ilmu pengetahuan.
Ia ditawari oleh temannya untuk berkuliah bersama. Siswa itu pun menerima tawaran temannya yang ingin mengajaknya kuliah. Keesokan harinya, orang yang mengajaknya kuliah tadi malah berubah pikiran dan malah tidak kuliah. Tapi, tekadnya yang kuat ingin membuktikan pada dirinya sendiri dan orang asing tersebut. Akhirnya ia mendaftar kuliah di universitas lain. Awal pertama masuk kuliah, ia seakan menjadi orang yaang paling bodoh karena orang yang berkuliah di situ memiliki kemampuan yang mumpuni. Tapi, ia terus merasa percaya diri. Seiring berjalannya waktu, ia sudah mulai terbiasa dengan suasana di dalam kampusnya. Ia mulai berkomunikasi dengan teman sekelasnya. Ia terus semangat belajar. Ia pun bergabung di komunitas menulis: #Komentar. Di situlah ia mulai menata dan bersungguh-sungguh ingin belajar dan membuktikan pada dunia bahwa ada anak kampung yang bisa menjelma menjadi penulis besar, yang bisa mengubah nasibnya sendiri.
Serang, 26 Desember 2021
____
Arsip #1, Minggu 25 Des 2021
Kelas Menulis #Komentar Angkatan ke-10