Puisi Nurhadi | Kebetulan | Dera Cinta | Kau Harus Percaya
Puisi Nurhadi
Kebetulan
Jangan percaya,
Kalau aku itu menyenangkan.
Mataku saja enggan melihat dirinya sendiri.
Pendapatmu memang harus diakui.
Tapi, rasa-rasanya itu hanya kebetulan.
Jangan percaya,
Kalau aku itu orang baik.
Kepalaku saja suka menduga-duga bahkan bisa membenci.
Mendengarkan segenap kataku sebaiknya hati-hati.
Aku bukan titisan dewa, pasti lekat berdosa.
Jangan percaya,
Kalau aku itu orang paling setia.
Hatiku saja kerap meletup-letup menuruti egonya.
Memilihku sebaiknya pikir 1000 kali, bila mungkin lebih lama lagi.
Jangan percaya,
Kalau aku dapat dipercaya.
Kenaifan ini terlalu mengakar-dalam keluar.
Dari itu semua tentangku hanyalah kebetulan.
Jangan percaya!
Puisi Nurhadi
Dera Cinta
Aku ingin memakimu lewat buku.
Mencurahkan bahagianya di kala sendu.
Mencurahkan sendunya di kala bahagia.
Sebab kamu menjadikan aku berliku-liku.
Aku ingin memakimu lewat buku.
Bercerita tentang dulu hingga yang baru.
Bercerita semuanya tentang kamu.
Sebab kamu jadikan liku itu aku.
Aku ingin memakimu lewat buku.
Menyayat-nyayat kertas bagai wajahmu.
Menggoreskan kata-kata luka sebagai mana kamu terhadapku.
Sebab hanya begitu dendamku.
Aku ingin memakimu lewat buku.
Tapi, entah apa nama judul buku itu.
Sebab kamu selalu berubah-ubah; terkadang iblis, terkadang setengahnya dan terkadang tak terbaca olehku.
Puisi Nurhadi
Kau Harus Percaya
Aku adalah satu kisah.
Memberimu suatu kasih.
Gemuruh berkisah-kisah.
Tetap aku yang pertama.
Aku dan secarik putih.
Menggebu-gebu api cinta.
Gemuruh berkata-kata.
Tetap aku takan mendua.
Aku teguk racun asmara.
Dalih mengubah duka cinta.
Siapa kau! Tak kenal aku?
Bila perlu kutelan cangkangnya!
Aku apa katamu berada.
Mengada-ngada yang tiada.
Jiwa kita tetap bersama.
Asal itu pun kau mau percaya!
____
Arsip #1, Minggu 25 Des 2021
Kelas Menulis #Komentar Angkatan ke-10