Cerpen Silvia Hastuti | Tiga Anak Tupai Yang Baik

 Cerpen Silvia Hastuti



Disebuah hutan yang rindang, hiduplah kluarga tupai yang baik hati.. terdiri dari ayah, ibu dan 2 anak tupai laki laki, 1 anak tupai perempuan.. mereka bertiga adalah kakak beradik yang kompak. Setiap hari gemar membantu ibu serta ayah tupai, anak pertama laki2 akan pergi mengikuti ayah mencari kacang, ibu dan anak laki2 kedua membantunya mengupas kulit kacang dan adik perempuan yang memasukan kacang yang telah dikupas kedalam wadah. begitulah kegiatan yang sering dilakukan oleh kluarga tupai setiap harinya.

Suatu ketika ketiga anak tupai sudah semakin tumbuh, usia mereka sudah memasuki waktu sekolah, mereka bertiga disekolah kan ditempat yang berbeda, sengaja.. ayah tupai merencanakan hal tersebut dengan ibu tupai jauh sebelum masa itu tiba.. tupai anak pertama bernama nino, anak kedua bernama niko, dan anak ketiga bernama nina.. setelah mereka bertiga diantar kemasing masing sekolah, ibu tupai menangis ketika melihat nina yang tak ingin ditinggal untuk mengenyam aksara ditempat barunya.

“ibu… aku tidak ingin disini, aku takut,ibu sayang ninakan… nina mau sama ibu saja” ucapnya sambil menangis, dibelainya pucuk kepala nina, sambil memeluk tubuhnya erat, ibu berkata

“ninaa sayang, lihat disini banyak tupai seusia mu, kamu bisa bermain sambil belajar disini.. lihat ada kacang besar dan permen disana.. nanti nina bisa mencicipi itu tiap hari” Setelah beberapa kali dibujuk oleh ayah dan ibu akhirnya nina pun mau menurut dan masuk ke asrma nya.

***

Setelah, 4 tahun kemudian, nino niko dan nina pulang kerumah masing masing, mereka dantar pulang oleh tempat sekolahnya.. nino dan niko sampai terlebih dahulu, mereka berdua saling memandang heran ketiika mendapati perubahan pada keduanya yang begitu drastic.

“hai kak nino, benarkah ini engkau, tubuhmu tinggi dan kekar sekali kak” ucapnya halus, nino tersenyum bangga mendengar pujian dari niko, lalu ia menepuk bahunya seraya mengucap

“kau juga berubah nino, terlihat lebih tampan dan lembut,” niko tersenyum mendengarnya.. mereka saling merangkul dan masuk kedalam rumah disana Nampak ibu dan ayah yang sedang mnegupas kacang, wajahnya bahagia ketika melihat kedua anaknya yang berubah drastic, namun dibalik bahagianya ayah mencari anak perempuannya yang blm datang jua,

“nina, dimana no..” tanya ayah

“nino tidak tahu ayah, sekolah nina jauh dengan ku, tapi aku kemarin sempat menelpon nina, dan katanya ia juga hari ini akan pulang” jawab nino, tak lama kemudian terdengar ketukkan pintu dari luar, buru2 ayah berjalan cepat membuka pintu, ditemuinya anak gadis tupai yang cantic, dan bersih, “nina” ia memeluk erat tubuh ayahnya kemudian memeluk ibunya.. kedua kakak nya Nampak bahagia melihat nina. Kemudian mereka duduk bersantai sambal menikmati kacang yang telah ibu sediakan.

Mereka bertiga sibuk menceritakan tentang pengalamannya, dimulai dari nino yang memiliki tubuh tinggi dan kekar, setiap harinya nino selalu mendapat pembelajaran yang ketat saat diasrama.. ia diharuskan bnagun pagi dan berolahraga setiap hari, makan makanan sehat dan teratur, ia memanjat pohon untuk memanen kacang, tak jarang ia juga menyirami pohon sesuai aturan yang guru berikan, ketika ada yang ceroboh dan melanggar guru menghukum siswanya. Karna nya nino tidak mau melanggar peraturan karna kerajinan serta kedisiplinan nya lah nino dijadikan sebagai murid terbaik disekolahnya.

Kemudian ibu bersemangat ingin mendengar cerita nina, tapi ayah mengingikan niko tetrlebih dahulu yang bercerita, karna niko terlihat mengalami perubahan yang jelas, ia yang senang bercerita dan berbicara justru hanya tersenyum saja sepulang dari sekolah ia tak juga tak banyak bicara, tetapi setelah ayah menyuruhnya berbicara nino hanya berkata

“ayah.. ibu aku blm melakukan apa apa dan apalagi sampai membuat kalian bangga, aku ingin adikku terlebih dahulu saja yang bercerita baru selepas itu, diiriku”

Kemudian nina mulai menceritakan kegitannya selama disekolah, ternyata tempat sekolahnya bukan hanya khusus untuk tupai melainkan ada kelinci kucing dan juga burung, tetapi disekolah itu hanya khusus untuk betina, setiap hari nina dan hewan lain diajarkan untuk menjaga kebersihan, mulai dari membersihkan badan merawat bulu serta merapihkan keperluannya sendiri.. ia diajarkan untuk saling membantu satu sama lain pernah ketika itu secara bersamaan guru menyuruh kami semua ke lapangan disana disana kami disuruh berlari, dan kucing menjadi pemenangnya, kemudian kami disuruh untuk terbang tentu burung yang menjadi pemenang, esoknya kami disuruh untuk meloncat kelinci yang mendapat juara dan lomba terakhir adalah memanjat dan lomba itu di menangkan oleh kami tim tupai, semenjak perlombaan tersebut kami diajarkan untuk membantu satu sama lain ketika itu bnadana miliku pemberian ayah terbang saat ada angin besar dan tersangkut di pohon tinggi yang kayunya rentan patah, melihatku menangis burung memmbantu ku dan terbnag dengan berani sayapnya terluka ketika melawan angin yang kencang tetapi ia terus kepakan sayap hingga mendapat bandana ku, ia turun sambal menggigit bandana ku dan tubuhnya sangat dingin, aku mulai menghangatkan badannya dengan menyalakan api pada kayu yang sudah dikumpulkan oleh kelinci, kucing membantu membuat minuman hangat, kami tersenyum bersama ketika burung mulai sadar dan semenjak itu kami menjadi penghuni kamar yang paling kompak karna meski berbeda satu sama lain dari kami selalu membantu.

Tiba giliran niko bercerita, ia hanya tersenyum dan meminta maaf pada orang tua nya karna selama sekolah niko adalah anak pelanggar tata tertib sontak semua terkejut mendengar ceritanya, bahkan kecerobohannya pernah hamper mencelakai kawan tupai nya, sejujurnya niko tidak pernah jahat, ia hanya melakukan pembelaan saat itu ia sedang membaca buku dipojok perpus mengingat dirinya sangat menyukai buku, karna kegemaran ini membuat semua guru menyukai nya baru sebulan ia bersekolah, dirinya menjadi contoh disekolahnya sampai pada hari itu ada seorang tupai bernama azka yang sangat membencinya ia selalu berusaha untuk mnecegah niko masuk ke kelas, minggu pertama dibulan kedua, seragam niko dicuri azka.

kemudian buku pinjaman niko tergeletak diatas lemari dalam keadaan koyak, barang miliknya satu persatu hilang, niko masih diam dan tak ingin membalas karna ia belum tau siapa yang sudah tega melakukan ini padanya, nama niko tiba tiba menjadi tercemar kala itu karna ia dikabrkan mencuri buku azka, kesabaran yang selau ibunya ajarkan terasa sudah tak dapat niko bendung ia mulai menjadi ceroboh dan memukul kepala azka, karna badan niko yang lebih besar daripada azka ia mmapu menarik ekor azka dengan kuat, azka menjerit sakit teman2 sekeliling ketakutan melihat kemarahan niko, azka mulai lemas karna cekikan niko karna ada murd yang lapor beberapa guru pun datang dan menghukum niko, niko yang baik mendadak menjadi keras kepala, tatapannya seperti psikopat tak ada yang percaya ia berubah.

ibu menangis mendengar ceritanya.. ia menghapus air matai bunya, ayah menatap matanya linang air mata jatuh menetes bibir nya keluh dan bergetar tapi ia tetap ingin melanjutkan cerita nya, digenggam tangan ayahnya… dan ia bilang, tetapi aku bersyukur ketika aku tidak dibolehkan sekolah selama seminggu diky temanku selalu memberi nasihat, dan menanggap aku bukan orangn kejam meski azka sudah memfitnahnya dan mendapatkan keinginannya kembali menjadi bintang sekolah, diky berkata dan mengatakan bahwa jika aku selalu terpuruk dengan kejadian kala itu maka itu adalah kekalahan ku, ia mengajak ku beribadah, mengajak ku belajar, mengajari sabar dan melakukan kegiatan yang membuatku lupa akan azka meski kami sekelas tapi karna diky aku tidak bisa memusuhi azka bahkan aku memulai kata maaf, tak sedikit ketika azka membutuhkan bantuan aku membantunya..

“kenapa kamu bisa senurut itu sama diky” tanya nino..

“ia adalah malaikat tak bersayap, ketika ada tupai yang mengikat ekornya saat dia tertdur dia tdak marah, ketika seragamnya diseborkan dengan air itu tidak membalas dendam, ia tetap berbuat baik karna prinsipnya ketika ia melakukan satu kebaikan tuhan usapkan dirinya berikan banyak kebaikan untuknya, ketika ia sabar tuhan usapkan ketenangan pada jiwanya, bahkan ketika niko mendapat kesulitan tak sedikiit teman yang menjauhi dan guru yang tak lagi menyayanginya.. diky hadir dan merubah dirinya”

Semua terdiam melihat niko ibu memeluk tubuhnya erat, disusul dengan nino dan nina kemudian ayah… mereka tertawa melepas rindu, ayah dan ibu meneteskan air mata bangga merasa bahagia dengan pencapaian anak anak nya selama bersekolah, melihat anak nakanya yang disiplin, bertanggung jawab dan menolong sesama, mereka senang karna anak anaknya tetap mengamalkan apa apa yang mereka ajarkan ketika dirumah bahkan menjadi sosok yang lebih baik meski jauh dari pengawasan orang tuanya.

Postingan Populer